Reporter: Bunga
Editor: Wiratno
MEDIA WARTA NASIONAL | JAKARTA – Suasana cerah pagi itu di PAUD Tunas Ceria, Pondok Kelapa, dipenuhi sorak dan tawa anak-anak. Bukan hari biasa. Senin, 23 Juni 2025, halaman sekolah yang biasanya menjadi tempat belajar dan bermain, berubah menjadi panggung perayaan budaya. Anak-anak berpakaian adat Betawi lengkap dengan hiasan kepala, selendang, dan miniatur ondel-ondel buatan tangan mereka sendiri. Semuanya demi satu misi kecil tapi penting: merayakan ulang tahun Jakarta yang ke-498.
“Ini bukan sekadar acara seru-seruan. Kami ingin mengenalkan budaya Betawi sejak dini, agar anak-anak tumbuh dengan akar yang kuat,” ujar Kepala PAUD Tunas Ceria, Sapty Pungkasiningtyas, S.Sos., di sela-sela kegiatan. Ia tampak sibuk memandu acara sambil sesekali membantu membenarkan kopiah anak-anak yang hampir miring tertiup angin.
Kecil-Kecil Cinta Budaya
Dalam perayaan ini, anak-anak tidak hanya mengenakan busana adat. Mereka juga diajak membuat pernak-pernik khas Betawi seperti miniatur ondel-ondel, topeng, dan bahkan hiasan rumah adat dari kertas warna-warni. Semangat mereka tak terbendung—tangannya belepotan lem dan glitter, tapi wajah mereka berseri-seri.
Tak hanya anak-anak yang larut dalam suasana, para orang tua pun ikut ambil bagian. Mereka membawa aneka makanan khas Betawi—mulai dari roti buaya, semur jengkol, hingga kembang goyang. “Melihat anak-anak pakai kebaya dan baju sadariah, lucu banget. Akhirnya kami juga ikut berdandan,” kata
Mami Gadi, salah satu wali murid, diiringi tawa dari
Oma Lubna dan
Mami Mora yang juga tampil dengan kebaya encim dan kain batik.
Pawai dan Odong-Odong Bertema Betawi
Usai mengikuti upacara kecil dan menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun”, anak-anak kemudian melakukan pawai mengelilingi lingkungan sekolah. Derap langkah kecil mereka yang rapi dan serempak seolah menjadi tarian mini yang mengundang senyum para tetangga.
Tak sampai di situ. Pawai dilanjutkan dengan naik odong-odong yang dihias dengan ornamen Betawi: payung kertas warna-warni, motif batik tumpal, dan miniatur rumah panggung. Musik khas gambang kromong dari speaker kecil turut memeriahkan perjalanan.
Jakarta Tumbuh Bersama Anak-Anak
Bagi Sapty, momentum ulang tahun Jakarta bukan hanya perayaan, tapi juga refleksi. “Kami percaya, masa depan kota ini akan tumbuh lebih baik bila anak-anak dididik untuk mencintai budayanya. Pendidikan karakter bisa dimulai dari sini—dari mengenal cerita Si Pitung, mengenakan kebaya, hingga menikmati semur jengkol buatan ibu.”
Sebagai penutup acara, semua peserta duduk lesehan di halaman sekolah, menikmati sajian Betawi yang disediakan oleh para orang tua. Di antara gigit demi gigit roti buaya dan gelak tawa anak-anak, terselip harapan agar Jakarta ke depan tak hanya menjadi kota megapolitan, tapi juga rumah yang hangat bagi budayanya sendiri.
Jumlah Pembaca: 386