Reporter: Bunga
Editor: Wiratno
MEDIAWARTANASIONAL.COM | JAKARTA – Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) menggelar penyuluhan kesehatan bertajuk SAMUDRA (Sahabat Muda: Mencegah Pernikahan Dini) di SMP Laboratorium Jakarta Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada remaja tentang bahaya pernikahan dini serta pentingnya pendidikan sebagai kunci kesuksesan.
Baca Juga:
Penyuluhan yang dilaksanakan Selasa 18/03/2025 dihadiri oleh para tenaga pendidik dan siswa SMP Laboratorium Jakarta Timur. Kepala sekolah, Yusmanto, SS, beserta jajaran guru, turut mendukung jalannya acara. Kegiatan ini juga mendapatkan apresiasi khusus dari Prima Sagita, S, dan Fitriani, SE, yang ikut serta dalam praktik Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dalam penyuluhan kesehatan ini.
Pernikahan Dini dan Dampaknya
Penyuluhan tentang bahaya pernikahan dini menghadirkan para pemateri yang kompeten di bidangnya seperti; Novia Nuraini, S.ST., M.KM. Farhani Afifah, Rakha Rasika Risqullah, Raheza Arsanatha, Eka Prasetya, Devi Rahma Artikasari, Azmil Mujdi Adz Dzakiya dan Maria Bella Aulia Putri
Para pemateri menjelaskan bahwa pernikahan dini memiliki berbagai dampak negatif, di antaranya: Dampak Kesehatan.
Pernikahan di usia muda berisiko tinggi bagi perempuan karena tubuh mereka belum siap untuk hamil dan melahirkan, sehingga rentan mengalami komplikasi seperti preeklamsia dan pendarahan. Dampak Pendidikan dan Karier.
Remaja yang menikah dini cenderung putus sekolah, sehingga kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak menjadi lebih terbatas. Dampak Mental.
Pernikahan di usia muda dapat memicu stres, depresi, dan kecemasan akibat tekanan kehidupan rumah tangga yang berat. Dampak Sosial.
Remaja yang menikah dini berisiko mengalami isolasi sosial dan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Metode Penyuluhan yang Interaktif
Kegiatan ini tidak hanya berupa ceramah, tetapi juga menggunakan metode Komunikasi Antar Pribadi (KAP), yang melibatkan permainan edukatif serta sesi diskusi. Para siswa tampak antusias dalam sesi tanya jawab, mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait tekanan sosial dan budaya yang sering mendorong pernikahan dini.
Penyuluhan ini ditutup dengan pemutaran animasi edukatif tentang risiko pernikahan dini serta pemaparan materi edukasi bagi para peserta. PPPKMI berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang lebih matang serta memprioritaskan pendidikan untuk masa depan yang lebih cerah.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan angka pernikahan dini di wilayah ini dapat berkurang, sehingga generasi muda dapat tumbuh lebih mandiri dan berdaya saing.