Reporter: Heryanto
Editor: Wiratno
Baca Juga:
MEDIA WARTA NASIONAL | JALARTA – Di tengah dominasi musik pop modern, nama Ikke Situmeang mencuat sebagai salah satu penyanyi Batak yang konsisten memperjuangkan musik tradisional dan lagu rohani. Berasal dari Sibolga, Ikke dikenal memiliki suara merdu dan penuh penghayatan, menjadikannya ikon budaya Batak masa kini yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyuarakan nilai-nilai moral, cinta, dan spiritualitas.
Lahir pada 27 April 1988, Ikke mulai menapaki dunia tarik suara sejak usia 18 tahun melalui ajang lomba lagu-lagu daerah seperti Batak, Simalungun, hingga Karo. Setahun kemudian, ia merilis lagu rohani pertamanya dalam bahasa Nias. Sejak saat itu, kariernya terus melesat, menembus berbagai komunitas Batak di Indonesia hingga mancanegara.
Lagu Sarat Makna dan Pesan Sosial
Tidak hanya menyanyikan lagu cinta, Ikke dikenal dengan karya-karyanya yang mengangkat isu sosial dan pesan-pesan spiritual. Beberapa lagu populernya antara lain Penipu Cinta, Seribu Lilin, Janji Semu, Tumba Goreng, Tanda Husayang, hingga Suara Alkitab. Banyak dari lagu ini viral di media sosial berkat lirik yang menyentuh dan kekuatan vokal Ikke yang emosional.
Lagu Seribu Lilin, misalnya, menyuarakan perlawanan terhadap ketidakadilan sosial dan mendapat ribuan tayangan serta respons positif dari warganet.
Aktif di Platform Digital dan Komunitas
Kehadiran Ikke di dunia digital turut mendorong popularitasnya. Ia aktif mengunggah video musik ke kanal YouTube pribadinya “Ikke Situmeang” serta bekerja sama dengan channel komunitas seperti Rosari Record dan Toba Musik.
Di Facebook, Ikke juga aktif dalam komunitas Batak seperti Batak Gokil, Graha Ulos Ongket, dan Pomparan Situmeang. Ia kerap tampil dalam berbagai acara komunitas, seperti Pesta Bona Taon, ulang tahun komunitas, hingga konser lintas kota di Batam, Bekasi, Medan, Timika, hingga Nabire.
Kolaborasi Musik Lewat Duo Naipospos
Pada masa pandemi, Ikke membentuk grup Duo Naipospos bersama sejumlah musisi lokal. Lewat grup ini, ia merilis lagu-lagu duet seperti Au Do Nagabe Korban, Unang Bemuba, Sirang So Sirang, Karvidol Nahapit, dan Tarito. Kolaborasi ini memperkuat karakter musikalnya sekaligus memperluas jangkauan audiens, khususnya di kalangan komunitas Batak dan Kristen.
Pelestari Budaya Lewat Musik
Tidak hanya sebagai penyanyi, Ikke juga dikenal sebagai pelestari budaya Batak. Ia kerap menggunakan bahasa Batak dalam lirik lagunya, mengenakan ulos saat tampil, dan menyampaikan pesan sosial maupun religius dalam setiap karya.
“Saya ingin musik Batak tetap hidup, tetap didengar, dan tetap dicintai,” ujar Ikke dalam salah satu unggahan videonya.
Multitalenta di Dunia Bisnis dan Kecantikan
Di luar dunia musik, Ikke juga aktif sebagai pengusaha. Ia menjalankan bisnis skincare, salon kecantikan, dan juga dikenal sebagai Make-Up Artist (MUA) profesional di Medan. Kepiawaiannya dalam berbagai bidang menjadikannya sosok perempuan Batak modern yang tetap berakar pada budaya.
PROFIL IKKE SITUMEANG
- Nama Lengkap: Ikke Situmeang
- Tempat, Tanggal Lahir: Sibolga, 27 April 1988
- Usia: 37 tahun
- Domisili: Medan, Sumatera Utara
- Profesi: Penyanyi, Pebisnis Skincare, Salon, MUA
- Genre Musik: Lagu Batak Tradisional, Rohani, Remix, DJ
- YouTube: Ikke Situmeang
- Grup Musik: Duo Naipospos
Dukung Karya Musisi Lokal
Ikke Situmeang terus menunjukkan bahwa musik Batak memiliki tempat yang kuat di tengah arus globalisasi. Dengan suara khas dan dedikasi terhadap budaya, Ikke membawa pesan damai, cinta, dan iman kepada publik luas.
Saksikan karya-karya Ikke Situmeang di YouTube dan ikuti aktivitas terbarunya di Facebook. Untuk kebutuhan rias wajah atau acara adat, Ikke juga dapat dihubungi langsung sebagai MUA profesional di Medan.