Reporter: Darsani
Editor: Wiratno
MEDIAWARTANASIONAL.COM | BEKASI – Forum Bank Sampah Tambun Utara (Forum BS Tamara) terus menunjukkan komitmennya dalam mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah sejak dari rumah, meskipun hingga saat ini belum mendapatkan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi.
Baca Juga:
Ketua Forum BS Tamara, Antonuri, mengungkapkan bahwa meskipun pihaknya telah aktif bergerak dengan menaungi 35 bank sampah di wilayah Tambun Utara, keberadaan mereka masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah daerah.
“Kami sudah berupaya mengajukan hibah berupa gerobak motor dan fasilitas lain yang dapat mendukung operasional kami, namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari DLH. Padahal, kami terus bergerak mengedukasi masyarakat terkait pentingnya pengelolaan sampah,” ujar Antonuri kepada wartawan, Minggu (9/2/2025).
Meski tanpa dukungan penuh dari DLH, Forum BS Tamara tetap aktif melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Hari ini, forum tersebut kembali menggelar sosialisasi bersama Pegadaian dengan tema:
- Penyuluhan Pengelolaan Sampah dan Investasi Emas: Solusi Cerdas untuk Masa Depan
- Sampah Bernilai dan Emas Terjamin: Sosialisasi Bank Sampah dan Tabungan Emas
Antonuri menegaskan bahwa aksi nyata ini bertujuan untuk memberikan solusi tidak hanya dalam pengelolaan sampah, tetapi juga dalam aspek ekonomi masyarakat.
DLH Kabupaten Bekasi Dinilai Tutup Mata
Minimnya dukungan dari DLH terhadap Forum BS Tamara memunculkan kritik dari berbagai pihak, salah satunya dari Ketua Umum Penulis dan Wartawan Indonesia, Rukmana, S.Pd.I.
Menurutnya, keberadaan bank sampah yang dikoordinasikan oleh Forum BS Tamara sejatinya telah membantu pemerintah Kabupaten Bekasi dalam menangani permasalahan sampah yang semakin darurat. Namun, sikap DLH yang terkesan cuek menimbulkan pertanyaan besar.
“Forum Bank Sampah ini telah berkontribusi nyata dalam mengatasi persoalan sampah di Bekasi, tetapi justru tidak mendapat perhatian dari DLH. Ini sangat disayangkan. DLH seharusnya memberikan dukungan, bukan malah terkesan tutup mata,” ujar Rukmana saat ditemui di kantornya di Jl. Ratna, Bekasi.
Lebih lanjut, Rukmana menegaskan bahwa DLH memiliki anggaran khusus untuk pengelolaan sampah di Kabupaten Bekasi. Jika anggaran tersebut tidak digunakan untuk mendukung komunitas seperti Forum BS Tamara yang sudah bekerja langsung di lapangan, maka ada kemungkinan anggaran tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya.
“DLH harus transparan dalam penggunaan anggaran. Jika mereka tidak memberikan dukungan kepada Forum BS Tamara yang menaungi 35 bank sampah di Tambun Utara, maka perlu dipertanyakan apakah anggaran tersebut benar-benar digunakan untuk kepentingan pengelolaan sampah atau ada indikasi penyelewengan oleh oknum tertentu,” tegasnya.
Gerakan Masyarakat sebagai Solusi
Di tengah sikap DLH yang dinilai tidak responsif, Forum BS Tamara tetap optimis dan terus bergerak dengan berbagai inisiatif mandiri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggandeng sektor swasta seperti Pegadaian untuk memberikan solusi berbasis ekonomi melalui program Tabungan Emas dari Sampah.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa sampah memiliki nilai ekonomi dan dapat dikelola menjadi sumber pendapatan. Dengan demikian, selain berkontribusi dalam pengurangan sampah, masyarakat juga mendapatkan manfaat finansial.
Ke depan, Forum BS Tamara berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah, terutama DLH, agar upaya mereka dalam menangani darurat sampah di Bekasi bisa berjalan lebih maksimal.
“Kami hanya ingin bekerja sama demi lingkungan yang lebih bersih. Jika pemerintah mau membuka mata dan memberikan dukungan, kami yakin masalah sampah di Bekasi bisa lebih cepat teratasi,” pungkas Antonuri.