Reporter Jecko Poetnaroeboen
Editor: Wiratno
MEDIAWARTANASIONAL.COM | MALUKU TENGGARA – Bentrok yang terjadi antara dua kelompok warga yaitu warga ohoi Ohoijang Kompleks karang tagepe dan warga kelurahan ohoijang watdek kompleks Perumahan Pemda (perumda), kab Maluku Tenggara yang berpusat di Taman kota Langgur atau Landmark, minggu (16/3) dini hari pukul 01:00 WIT, hingga saat.ini masalah bentrok tersebut belum juga di selesaikan.
Baca Juga:
Bentrok kedua kelompok warga ini,sesuai data koran imi,dari humas.polres Malra, bentrok ini mengakibatkan 17 orang korban yang terdiri dari luka,- luka,15 orang dan 2 orang korban.meninggal dunia serta anggota polisi.9 orang korban luka-luka.
Menanggapi bentrok ini,keluarga korban Alm Dirly Rusel dan Nathan Kudubun,dari kompleks Perumahan Pemda (perumda),
Hany Rusel kepada MWN (Media Warta Nasional) rabu (19/3/25) mengatakan, dirinya sangat kecewa terhadap kinerja Kapolres kabupaten Maluku Tenggara, AKBP Frans Duma,SP dan jajarannya
Hany Rusel menjelaskan bahwa kasus bentrok dua.kelompok warga ini sudah sangat lama,namun kapolres Malra AKBP, Frans Duma,SP dan jajarannya tidak mampu untuk.menyelesaikan bentrok kedua kelompok warga ini,bahkan terkesan di duga ada pembiaran terhadap bentrok ini.
Kata Hany Rusel,Polisi punya intel,sangat aneh kalau intel tidak punya informasi untuk mencegah tidak terjadi lagi bentrok tersebut yang berulang kali. Karena hal ini membuat sehingga munculnya persepsi publik yang berbeda – beda dan bertanya – tanya, apakah bentrok ini sudah di desain atau pengalihan isu oleh polisi untuk kepentingan orang atau kelompok tertentu.
“apakah semua pihak,harus membiarkan. masalah bentrok ini,terus terjadi di daerah Kei Malra ini,yang selalu kita menjunjung tinggi,adat istiadat,dengan slogan filosofi kita Ain Ni Ain ,saya pastikan kita semua Cinta damai,mau hidup rukun,dan tentram, serta keamanan dan.ketertiban selalu aman – kondusif,jadi tolonglah kepada semua pihak agar konflik ini tidak terjadi lagi,baik di Perumda, Pokarina, ohoijang Lampu merah dan Landmark,” prihatin Hany Rusel.”
Hany Rusel menambahkan, keluarganya juga ,bingung,marah,dan heran ,karena kenapa konflik antara ohoijang dan watdek 2024 lalu, kapolres dan pihak pemda langsung turun di wilayah bentrok, dan cepat membuat perdamaian hingga saat ini tetap kondusif,kenapa bentrok di Landmark tidak di buat juga,sebagai keluarga kami bertanya ada apa.
” kami juga heran,kenapa bentrok antar ohoijang dan watdek,kapolres dan Bupati bisa turun di TKP dan cepat.buat damai,ko bentrok di Landmark,tidak bisa buat, ada apa ini ?,selain itu juga keluarga prihatin karena kedua anak kami meninggal tidak ada simpatik juga datang dari kapolres dan pemda Malra untuk memberikan pernyataan turut berduka cita belasungkawa empatik atas meninggalnya kedua korban anak kami.” kesal Hany Rusel.”
Hany Rusel,menghimbau kepada masyarakat ohoijang baik itu kompleks karang tagepe maupun. lampu merah,serta warga kompleks perumahan pemda (perumda) untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban serta jangan terpancing,tapi dapat menahan diri serta tidak melakukan serangan lagi dan jauhkan diri dari isu – isu yang memprovokasi dengan tujuan untuk memecah persatuan dan kesatuan sehingga muncul lagi konflik baru, serta mari kita menyerahkan masalah bentrok ini kepada.polres Malra,untuk menelusuri akar masalahnya dan menangkap para pelaku yang telah menghilangkan nyawa orang.
“mari kita menahan diri dan jangan kita di provokasi.oleh pihak – pihak tertentu,untuk punya kepentingan tertentu,katong sebagai orang kei,katong punya filosifi hidup Ain Ni Ain,yang menjadi perekat hidup katong orang basudara di tanah kei ,beta harap filosifi Ain Ni Ain ini harus tetap termanifestasi dalam katong.pu hidup sosial bermasyarakat ,katong lupa masa lalu,katong pandang ke depan,untuk bagaimana hubungan persaudaraan tetap terjaga,supaya aktifitas sosial.masyarakat di.malra,dapat berjalan,dengan baik dan aman,” pesan Rusel.”
Hany Rusel,juga meminta agar Polres Malra segera dan cepat menangkap dan memproses.hukum kepada para pelaku penembakan 2.orang.korban meninggal dari.perumda yaitu alm DR dan NK Jadi kami masih memberikan kepercayaan kepada pihak polres Malra,untuk bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawab mereka
Hany Rusel,juga mengharapkan kepada pemerintah dan DPRD kab Malra serta pimpinan tokoh Agama, tokoh, masyarakat, tokoh pemuda,OKP/ Ormas,untuk ikut terlibat dalam penyelesaian masalah bentrok ini,supaya dapat mencari jalan keluar,agar masalah bentrok ini di selesaikan secara kekeluargaan serta di proses hukum bagi para pelaku – pelakunya.
Menurut Hany Rusel,dengan adanya bentrok terus – menerus,maka sangat sulit dan tidak mungkin investor.masuk ke daerah Malra ini,kita.punya pariwisata, perikanan dan bidang – bidang lain yang kita andalkan untuk jual ke para investor, tapi tidak mungkin investor mau masuk ke daerah kita yang tidak aman ini.
” stop bakalai sudah karena daerah ini kalau kacau terus, para investor tidak bisa masuk di daerah ini,walaupun.kita punya potensi alam yang bagus seperti pariwisata, perikanan dan lain – lain,” ungkap Hany.”