Warta Nasional

Anggota DPR – RI Anis Byarwati: “Ekonomi Keluarga Miniatur Ekonomi Negara”

Oleh: redaksi

Media Warta Nasional|Jakarta – Analogi yang realistis tentang sebuah ekonomi dari seorang Anggota DPR – RI Anis Byarwati. Menurutnya, persoalan rumah tangga kerap tidak terlepas dari persoalan sebuah negara. Misalnya, mengelola relasi orang tua dengan anak, berkaitan dengan masa depan kemajuan pendidikan suatu bangsa.

Sama seperti dengan urusan dapur dalam sebuah rumah tangga. Mulai dari konsumsi rumah tangga, harga bahan-bahan pokok, hingga kecukupan gizi tiap anggota keluarga erat kaitannya dengan perekonomian suatu negara dalam skala yang lebih besar, katanya Minggu 31/03/24 dikutip dari laman resmi setkab.go id.

Oleh karenanya Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati Anis pun menganalogikan ekonomi keluarga seperti sebuah miniatur ekonomi negara. indikator ekonomi di sebuah negara dipengaruhi oleh kondisi perekonomian mayoritas keluarganya, ungkapnya.

“Kalau ekonomi keluarga baik, keluarga-keluarga di indonesia berekonomi baik, maka skala negara juga Insyaallah akan bagus,” ujarnya keoada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

H.Anis Byarwati adalah sosok perempuan yang hebat dan memiliki pengalaman sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas YARSI yang saat ini dipercaya untuk bergabung di Komisi XI DPR RI yang membawahi bidang keuangan, perencanaan pembangunan nasional, serta perbankan dan lembaga keuangan non-bank, juga bermitra kerja dengan pemerintah.

“Kalau ekonomi keluarga masyarakat Indonesia baik, niscaya ekonomi negara pun Insyaallah akan bagus,”

Ia optimis jika pengalaman dan ilmunya sebagai dekan selama tiga tahun itu bisa diterapkan di mana saja. Bahkan ketika dirinya berperan sebagai ibu rumah tangga sekalipun.

“Tidak harus jadi Anggota DPR ilmu itu tetap kepake, lho. Jadi ibu rumah tangga itu juga susah (atur keuangan). Mulai dari menganggarkan, bikin perencanaan, ngeluarinnya gimana, alokasinya gimana, itu lebih susah,” kata Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI dengan mimik muka yang serius.

Perempuan yang merupakan Politisi Fraksi PKS ini juga menanggapi stigma soal perempuan yang seharusnya di rumah saja untuk melakukan mengurus keluarga. Baginya laki-laki juga harus berperan dan tanggung jawab dalam keluarga. Sebab, membangun keluarga merupakan ibadah bagi umat muslim (sunnatullah), baik bagi laki-laki maupun perempuan, sehingga, ada kewajiban bagi istri dan suami dalam membangun rumah tangga, tegasnya.

“Ada kewajiban istri, ada kewajiban suami kedu- duanya harus menjalankan kewajibannya dengan baik, maka surga disediakan oleh Allah SWT. Islam mengajarkan perempuan tidak hanya mengerjakan pekerjaan dalam rumah saja, tetapi juga terjun di masyarakat,” jelas doktor Ekonomi Islam jebolan dari Universitas Airlangga, Surabaya, itu.

Anis mengaku baru bisa memulai bekerja di luar rumah saat kedelapan anaknya sudah bisa ditinggal. Ia menjelaskan ada pembagian tugas dengan tim keluarga di rumah.

Anis menambahkan untuk dapat berkontribusi di masyarakat di luar rumah, perempuan perlu dukungan (support system) yang baik. Meski demikian, perempuan juga bisa tetap berkontribusi untuk masyarakat dari dalam rumah apalagi di bulan Ramadan seperti saat ini.

Anis juga menekankan perempuan yang berkiprah di luar rumah bukanlah hal yang mmudah. Itu diperlukan niat yang kuat dalam berkontribusi bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Di bulan suci ini, Anis sangat mengapresiasi keberadaan masjid di lingkungan DPR RI, Masjid Baiturrahman. Ia menyebut masjid ini berfungsi untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan spiritual para pekerja di DPR RI.

“Kalau DPR rapatnya nggak menentu jamnya. Kadang hingga malam, sampai pagi, dan mereka (para pekerja) menghabiskan usianya di sini,” kata Anis.

“Dengan adanya masjid (baiturrahman) ini, tentu bisa  mengisi kekosongan jiwa yang tidak ada gantinya, kecuali jika dekat dengan Allah SWT”

Masjid Baiturrahman juga menyediakan fasilitas berupa rumah tahfiz. Tentu ini sangat bagus bagi para pekerja di DPR dapat meningkatkan pemahaman tentang Al – qur’an, selain itu, Masjid Baiturrahman juga menyediakan ta’jil gratis dan tempat untuk itikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan ini.

“Orang bisa saja kecukupan harta, tapi bisa juga hatinya kosong, jiwanya kosong. Dengan adanya masjid ini, akan mengisi kekosongan jiwa yang tidak ada obatnya, kecuali dekat dengan Allah SWT,” Tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *