Oleh: Mustofa
Media Warta Nasional | Slawi – Sesuai statusnya “warga binaan” Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Slawi membina para napi untuk bercocok tanam dan kini tiba saatnya menggelar panen raya hasil program pembinaan kemandirian di bidang pertanian.
Adapun Tanaman yang dipanen meliputi kangkung, sawi, terong, dan cabai, yang menunjukkan keberhasilan program ini. Panen raya ini dihadiri dan dipantau langsung oleh Kepala Lapas Kelas IIB Slawi, Karyono, yang turut serta memanen kangkung dan sawi bersama jajarannya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang diterapkan di Lapas Slawi, dengan tujuan memberikan keterampilan bercocok tanam kepada warga binaan.
Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Kegiatan Kerja (Kasi Binadik), Anistyo Gunar Afrilla, menjelaskan bahwa program ini telah berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan.
“Program pertanian ini bertujuan untuk membekali warga binaan dengan keterampilan yang bermanfaat setelah mereka bebas nanti. Hasil panen hari ini membuktikan bahwa mereka mampu mengelola pertanian dengan baik,” ungkap Anistyo Senin 25/06/24.
Selain Anistyo, Kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Kegiatan Kerja (Kasubsie Bimker dan Giatja), Pratama Deri, juga memberikan keterangannya.
“Kami sangat bangga dengan hasil panen kali ini. Tanaman kangkung, sawi, terong, dan cabai tumbuh subur berkat kerja keras warga binaan dan bimbingan dari petugas. Ini menunjukkan bahwa program pembinaan kemandirian berjalan dengan sukses dan efektif,” kata Pratama.
Karyono, Kepala Lapas Kelas IIB Slawi, turut mengapresiasi usaha warga binaan dan petugas yang telah bekerja keras dalam program ini. “Panen raya ini adalah bukti nyata dari hasil kerja keras dan kolaborasi yang baik antara petugas dan warga binaan.
Kami akan terus mendukung dan mengembangkan program ini agar semakin banyak warga binaan yang mendapatkan manfaatnya,” ujar Karyono.
Selain memberikan keterampilan praktis, program pertanian ini juga bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan kemandirian di kalangan warga binaan.
Hasil panen yang diperoleh tidak hanya digunakan untuk konsumsi internal Lapas tetapi juga didistribusikan kepada masyarakat sekitar, sebagai bentuk kepedulian sosial dan kontribusi positif dari Lapas Kelas IIB Slawi.
Dengan keberhasilan panen raya ini, Lapas Kelas IIB Slawi berharap dapat terus mengembangkan berbagai program pembinaan kemandirian lainnya, yang tidak hanya bermanfaat selama masa tahanan tetapi juga memberikan bekal berharga bagi warga binaan setelah mereka bebas nanti.
Panen raya ini menjadi momentum penting dalam menunjukkan komitmen Lapas Slawi terhadap pembinaan yang berkelanjutan dan berdaya guna.