Redaksi
MEDIA WARTA NASIONAL | JAWA TENGAH – Suasana hangat menyelimuti sore pertemuan para anggota Himpunan Pengusaha Nusantara (HIPNUSA). Bukan sekadar ajang temu kangen, acara ini berubah menjadi forum reflektif yang menyoroti isu serius di dunia properti: Feasibility Study dan maraknya proyek perumahan mangkrak di berbagai daerah.
Baca Juga:
Dalam diskusi yang berlangsung intens, para pengusaha berbagi pengalaman dan pandangan tentang akar persoalan proyek yang tersendat di tengah jalan. Kesimpulan mengerucut: bukan lemahnya permodalan yang menjadi masalah utama, melainkan minimnya kajian kelayakan sejak tahap awal perencanaan.
“Feasibility Study bukan sekadar dokumen administratif,” ujar Ketua Umum HIPNUSA, M. Aditya Prabowo, dalam sambutannya. “Ia adalah fondasi pengambilan keputusan yang menentukan apakah sebuah proyek bisa berjalan sehat, berkelanjutan, dan tidak meninggalkan beban bagi developer maupun konsumen.”
HIPNUSA, kata Aditya, hadir sebagai ruang kolaborasi para pengusaha properti tempat belajar bersama, saling menguatkan, dan menumbuhkan kesadaran kolektif untuk membangun dengan perencanaan matang serta tanggung jawab sosial.
Sore itu menjadi pengingat bersama, bahwa keberhasilan dalam bisnis properti tak semata diukur dari banyaknya unit rumah yang berdiri, melainkan dari seberapa besar manfaat nyata yang dirasakan masyarakat.
“Ke depan, kami ingin memperkuat jejaring, memperdalam ilmu, dan membangun ekosistem properti Indonesia yang sehat dan beretika,” tutup Aditya.


















