Reporter: Mustofa
Editor: Rukmana
Baca Juga:
MEDIA WARTA NASIONAL | JAKARTA – Di tengah suasana merah putih yang membungkus halaman Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Jakarta Pusat, hiruk pikuk perayaan kemerdekaan terasa berbeda. Bukan lomba tarik tambang atau panggung hiburan, melainkan deretan kursi donor darah dan tumpukan paket sembako yang menjadi pusat perhatian.
Kegiatan ini dihelat serentak oleh seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Imigrasi Daerah Khusus Jakarta, bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Pusat. Tujuannya jelas: merayakan HUT ke-80 Republik Indonesia dengan cara yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
Kepala Rutan Jakarta Pusat, Wahyu Trah Utomo, menegaskan bahwa peringatan kemerdekaan bukan hanya soal seremoni. “Melalui donor darah dan bakti sosial ini, kami ingin mengajak semua pihak berbagi dan menebar manfaat,” ujarnya.
Senada, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan DK Jakarta, Heri Azhari, menyebut kegiatan ini sebagai simbol pengabdian. “Semangat kemerdekaan harus tercermin dalam aksi nyata,” katanya, menatap barisan relawan yang tengah berbaring di kursi donor.
Bakti sosial kali ini menyasar keluarga warga binaan Rutan Salemba. Paket sembako—berisi beras, minyak goreng, dan bahan pokok lainnya—diserahkan langsung oleh Wahyu dan Heri. Sementara di sudut lain, kantong-kantong darah yang baru terisi diletakkan hati-hati di boks pendingin PMI, siap memenuhi kebutuhan stok darah di Jakarta.
Dengan mengusung tema HUT Kemerdekaan tahun ini, Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju, Rutan Jakarta Pusat ingin memastikan semangat kemerdekaan tak berhenti di bendera yang berkibar, tetapi mengalir dalam aksi nyata yang meringankan beban sesama.