Oleh: redaksi
Media Warta Nasional | Indramayu – Mantan Menteri BUMN dan Pimpinan Jawa Pos Group Prof., Dahlan Iskan memenuhi undangan Pondok Pesantren Al – zaytun yang menggelar kuliah umum nasional dan ulang tahun Al – zaytun yang ke – 25 th dengan tema: Ketahanan Pangan dan Ipoleksosbudhankamrata.
Acara yang digelar sejak 24 – 28 /08/2024 ini menghadirkan mentor – mentor yang pakar di bidangnya diantaranya Mantan Kapolda Jawa Barat Komjen Pol (Pur) Susno Duadji, Mayjen TNI (Pur) Kivlan Zen dan Dahlan Iskan.
Dalam pandangan Susno Duadji hukum itu untuk mewujudkan keadilan bukan untuk menghukum orang.
“Di negara konoha pelayanan, perlindungan dan pengayoman hukum belum terealisasi sehingga ketidak adilan masih terjadi dimana – mana, contoh riil adalah kasus Vina Cirebon, ada orang dihukum seumur hidup dengan tuduhan pembunuhan namun tidak ada TKP (tempat kejadian perkara) nya, bukti – bukti pun lemah tetapi hakim memutus delapan orang terdakwa penjara seumur hidup”, terang Susno.
Ia menambahkan, “saya sendiri sebagai polisi bintang tiga (Komjen Pol) pernah merasakan kriminalisasi hukum ditangkap dan dipenjara empat tahun dengan kesalahan yang menurut saya diada adakan, padahal saya orang yang pernah membuat undang – undang sebanyak empat puluhan undang – undang TNI, POLRI dan KPK, dan ironisnya saya ditangkap oleh anak buah saya sendiri”, itulah realitas penegakan hukum di negara Konoha, katanya Senin 26/08/2024.
Masih menurut Susno, Sejatinya hukum itu untuk memberikan keadilan dan bukan untuk mengkriminalisasi (menghukum) orang, l<span;>ebih baik membebaskan 1000 (seribu) orang yang bersalah, daripada menghukum 1 (satu) orang yang tidak bersalah, tegasnya.
Sementara itu Dahlan Iskan dalam sambutan Ulang tahun Al – zaytun ke 25 mengungkapkan rasa kagumnya kepada sikap Syaykh Al – zaytun Prof. DR. AS Panji Gumilang yang senantiasa berfikir positif terhadap apapun yang dialaminya.
“Saya kagum dengan Syaykh Al – zaytun Prof. Abdussalam Panji Gumilang yang mengalami persekusi hingga dipenjara selama satu tahun namun justeru mempunyai gagasan yang sangat cemerlang yakni; 1000 (seribu) tahun Indonesia”, ungkapnya.
Lanjut Dahlan, Syaykh selalu membawa kalkulator untuk mengkalkulasikan Indonesia kedepan terutama terkait pangan, hanya Prof. Abdussalam Panji Gumilang yang berani menyatakan seribu tahun ndonesia, rasanya belum ada negara yang usianya seribu tahun kecuali Inggris, Amerika baru 200 tahunan saja, pemikiran Syaykh melampaui pemikiran normal, karena apa yang digagas Syaykh itu adalah sebuah imajiner, yang mana imajiner itu diluar nalar manusia.
“Di negara – negara luar sedang panik karena ancaman kekurangan pangan sangatlah nyata, tetapi disini (Al – zaytun red…) justeru sedang mempersiapkan pangan untuk seribu tahun yang akan datang sungguh pemikiran yang melampaui pikiran normal”, sambung Dahlan.
Sedangkan Kivlan Zen sebagai pensiunan Militer menyampaikan pesan bahwa: “Jika Indonesia ingin maju dan abadi maka harus bersatu, apa yang diperjuangkan Al – zaytun Toleransi dan perdamaian adalah keniscayaan”, tegas Kivlan singkat.