Oleh: Jecko Poetnaroeboen
Media Warta Nasional | Langgur – Pj. Bupati Maluku Tenggara (Malra) Jasmono yang diwakili oleh Pj. Sekda Malra Nico Ubro, menyampaikan tingkat Kemiskinan dan Stanting di malra (Maluku Tenggara) provinsi Maluku berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) capai 21,79 persen.
Hal tersebut disampaikan dalam Sidang Klasis GPM Pulau-pulau Kei Kecil dan Kota Tual Tahun 2024 guna meminta dukungan dan partsipasi peserta sidang untuk mendorong percepatan penanggulangan kemiskinan, kemiskinan ekstrem, dan stunting di Bumi Larvul Ngabal.
Untuk itu, “Pemerintah daerah akan sangat terbantu melalui forum-forum diskusi yang terlebih khusus lewat sidang klasis ini, dan kiranya dapat memberikan rekomendasi konstruktif terhadap permasalahan yang dihadapi saat ini,” ujar Jasmono dalam sambutannya pada sidang tersebut, Minggu (3/3/2024).
Jasmono dalam sambutan menyebutkan, bahwa sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang di peroleh saat ini tingkat kemiskinan di Malra sebesar 21,79 persen. Penduduk di bawah garis kemiskinan lebih dari 22.000 jiwa.
Selain itu, “Sedangkan peduduk miskin ekstrem yang diidentifikasi pengeluaran per-harinya kurang dari Rp 11.700 masih sebanyak 4.500-an KK, yang tersebar di 11 kecamatan,” tambah Jasmono.
Lebih lanjut, Sementara kondisi stunting di Malra per 2023, menunjukkan tingkat prevalensi sebesar 16,05 persen. Dengan jumlah balita stunting yang diidentifikasi sebanyak 1.168 balita, tersebar di 11 kecamatan.
“Kemiskinan dan stunting saat Ini tidak dapat ditangani secara parsial. Harus dilakukan secara bersama-sama, dan melibatkan berbagai unsur,” pintah Jasmono.
Oleh sebab itu, Kemiskinan adalah masalah yang multi dimensi, sehingga upaya untuk menanganinya juga harus melibatkan banyak pihak.