Reporter: Jecko
Editor: Rukmana
Baca Juga:
MEDIA WARTA NASIONAL | MALUKU – Gelombang demonstrasi yang melanda sejumlah daerah Indonesia pekan lalu meninggalkan jejak duka. Korban luka hingga meninggal menjadi catatan kelam di tengah derasnya arus aspirasi publik. Di tengah situasi itu, Organisasi Pemuda Lintas Iman tampil dengan pernyataan sikap. Judul besar mereka: Mari Kita #JagaIndonesia.
Dalam pernyataan yang ditandatangani sembilan ketua umum organisasi pemuda lintas agama, mereka menyampaikan simpati kepada seluruh korban. “Duka ini milik bangsa,” tulis mereka.
Mereka juga mendesak pemerintah dan DPR membuka telinga terhadap suara rakyat, mengevaluasi kebijakan yang dianggap membebani. Partai politik pun tak luput dari sorotan. Para pemuda lintas iman menuntut pimpinan partai segera memberhentikan kader atau anggota DPR yang mengeluarkan pernyataan provokatif.
Seruan lain ditujukan kepada masyarakat luas. Para pemuda mengajak massa aksi menjaga kondusivitas dan tidak terjebak dalam tindakan anarkis: perusakan, pembakaran, dan penjarahan. Mereka mengingatkan bahaya isu SARA yang bisa menyeret negeri ini kembali pada trauma kerusuhan 1998.
Kepada aparat keamanan, pesan mereka tegas: Polri dan TNI diminta bertindak terukur, tidak represif terhadap demonstran damai, tetapi tegas kepada pelaku kerusuhan.
Pernyataan ditutup dengan instruksi internal. Seluruh kader organisasi pemuda lintas iman diminta turun ke masyarakat, membangun ruang dialog dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat, menjaga fasilitas umum, dan ikut membantu kesulitan warga di daerah masing-masing.
Sembilan nama berdiri di balik seruan ini: Dzulfikar Ahmad Tawalla (Ketum PP Pemuda Muhammadiyah), Addin Jauharuddin (Ketum GP Ansor), Stefanus Gusma (Ketum PP Pemuda Katolik), Sahat Martin Philip Sinurat (Ketum DPP GAMKI), Kris Tan (Ketum Pemuda Konghucu), Putu Yoga Saputra (Ketum Pemuda Peradah), Wiryawan (Waketum Pemuda Gemabudhi), Masri Ikoni (Ketum Pemuda GPII), dan Ahmad Nawawi (Ketum Pemuda Mathla’ul Anwar).
Di tengah riuh demonstrasi, mereka sepakat menegakkan satu pesan sederhana: menjaga Indonesia tetap berdiri di atas solidaritas.
“Mari kita jaga persatuan bangsa demi keutuhan negara kita tercinta, jangan terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis yang merugikan kita sendiri”, seru para pemuda yang terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan dan ormas, Minggu 31/08/2025.