Reporter: Ilham
Editor: Wiratno
Baca Juga:
MEDIA WARTA NASIONAL | JAKARTA – Air PAM di Kapuk Muara Penjaringan Jakarta Utara mati, di tengah panasnya matahari dan kesibukan Ibu kota warga terlihat panik karena tidak ada air untuk mandi dan mencuci, kondisi ini berlangsung berhari-hari.
Hampir satu pekan aliran air dari PAM Jaya dihentikan sepihak tanpa pemberitahuan, tanpa solusi. Tak ayal warga protes keras kepada pihak PAM JAYA.
Senin 27/07/2025 Terlihat di lorong-lorong sempit kawasan padat itu, jerigen kosong berjajar, anak-anak kecil yang sedang bermain terlihat dekil dengan kaki yang sangat kotor karena tak ada air untuk mandi. Dalam kondisi seperti ini, siapa yang bertanggung jawab atas berhentinya layanan air bersih oleh PAM JAYA.
Seorang warga sebut saja Yuli, marah, kesal kepada PAM JAYA yang menghentikan layanan air bersih sepihak tanpa ada pemberitahuan.
“Kami membutuhkan air bersih untuk mandi dan mencuci sudah puluhan tahun kami (konsumen) memberikan keuntungan kepada PAM JAYA mengapa sekarang kami diperlakukan tidak manusiawi, tiba – tiba air mati dampaknya kami harus mengeluarkan biaya besar untuk bisa mandi dan mencuci karena menggunakan air isi ulang (air minum), tutur Yuli dengan mata berkaca – kaca menahan tangis.
“Tolong kami pak Presiden, Pak Gubernur, kami butuh air bersih untuk keperluan sehari – hari”, harapnya.
Lelah menunggu janji dan tanggapan dari pihak PAM Jaya yang tak kunjung datang, warga pun mengambil langkah sendiri. Mereka berkumpul, berdiskusi, lalu sepakat untuk patungan menyewa mobil tangki air. Dari uang seribuan hingga puluhan ribu rupiah dikumpulkan bukan karena mampu, tapi karena tak ada pilihan lain.
“Kami ini bukan tak mau bayar. Tapi airnya nggak ada. Anak-anak saya mulai gatal-gatal karena nggak bisa bersih. Ya Allah, berat sekali rasanya,” kata Agus. Yang sehari – harinya berjualan nasi uduk.
Malam hari, suara tangisan anak bercampur dengan bunyi ember ditarik dan jerigen diseret. Beberapa warga bahkan terpaksa menumpang mandi ke rumah sanak saudara di daerah lain. Mereka tak menuntut apapun, hanya ingin memperoleh layanan air bersih.
Sampai saat ini, belum ada keterangan resmi dari PAM Jaya. Yang ada hanya sikap apriori seolah tak mau tahu melihat penderitaan dan keaulitan masyarakat.
Pimpinan redaksi Media Warta Nasional, Rukmana, S.Pd,I., CPLA mengkonfirmasi kepada Humas PAM JAYA Winda Octavia melalui whatssapnya, Senin 21/07/2025.
Namun tidak satupun dari empat pertanyaan dijawab oleh Winda terkait apa alasan PAM JAYA menghentikan layanan air bersih kepada masyarakat di Penjaringan Jakarta Utara.
Satu hal yang harus digaris bawahi, jika PAM Jaya menghentikan layanan karena masalah internal tanpa pemberitahuan yang jelas kepada pelanggan, dan pelanggan mengalami kerugian (misalnya, tidak bisa menjalankan usaha karena kekurangan air), maka pelanggan bisa menuntut ganti rugi atas kerugian tersebut.