Oleh: Mustofa
Media Warta Nasional | Cilegon – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cilegon telah mengambil langkah berani untuk memperkuat perannya sebagai pusat transformasi di dunia pemasyarakatan. Dengan fokus yang kuat pada perubahan mindset dan budaya organisasi, Lapas Cilegon kini menjadi pionir dalam upaya pemulihan dan reintegrasi sosial narapidana.
Dibawah pimpinan Kepala Lapas Kelas IIA Cilegon, Yosafat Rizanto, lembaga tersebut telah mengadopsi pendekatan holistik dan proaktif untuk memastikan perubahan yang berkelanjutan. “Kami tidak hanya mengubah perilaku narapidana, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pemulihan mereka secara menyeluruh,” ujar Rizanto Senin 10/06/24.
Proses perubahan dimulai dari dalam, dengan memberdayakan karyawan Lapas melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan. Mereka didorong untuk mengadopsi pendekatan yang lebih empatik dan inklusif terhadap narapidana, mengakui potensi mereka untuk berubah dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Selain itu, Lapas Cilegon juga menerapkan program rehabilitasi inovatif yang bertujuan mempersiapkan narapidana secara komprehensif untuk kembali ke masyarakat. Program ini tidak hanya berfokus pada pembangunan keterampilan, tetapi juga pada pemulihan psikologis dan pendidikan.
Perubahan budaya juga menjadi fokus utama, dengan menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan mendukung. Petugas Lapas diarahkan untuk membangun hubungan positif dan inklusif dengan narapidana, memfasilitasi proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial mereka.
Dampak dari inisiatif ini sudah terasa di Lapas Kelas IIA Cilegon, dengan peningkatan yang signifikan dalam keberhasilan rehabilitasi dan reintegrasi. Melalui perubahan mindset dan budaya organisasi, Lapas Kelas IIA Cilegon telah memperkuat perannya sebagai agen perubahan yang berdaya dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi narapidana dan masyarakat secara keseluruhan.