Reporter: Bunga
Editor: Wiratno
MEDIA WARTA NASIONAL | JAKARTA –Sebuah temuan mengejutkan terungkap dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan dan edukasi otak yang digelar Poltekkes Kemenkes Jakarta III di RW 09 Rusun Pinus Elok Blok C, Kelurahan Penggilingan, Cakung. Dari 152 warga yang diperiksa, sebanyak 33,77% dinyatakan berisiko tinggi terkena stroke, sebuah angka yang dinilai cukup mengkhawatirkan oleh tim medis.
Baca Juga:
Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas pengabdian masyarakat. Di tengah lingkungan padat hunian vertikal, tim gabungan dari 20 tenaga kesehatan dan dosen, serta enam mahasiswa lintas prodi kesehatan, hadir dengan misi nyata: membangkitkan kesadaran kolektif warga terhadap ancaman stroke dan pentingnya menjaga kesehatan otak sejak dini.
Fakta di Lapangan: Warga Terkejut dengan Hasil Pemeriksaan
“Baru tahu tekanan darah saya ternyata tinggi sekali. Kalau tidak dicek hari ini, mungkin saya tidak akan tahu,” ujar Tini (58), salah satu warga yang ikut pemeriksaan Kamis 08/05/2025. Komentar serupa terdengar dari banyak warga lain mereka datang untuk cek kesehatan, pulang dengan kesadaran baru.
Data yang Dirilis Secara Terbuka:
- Risiko stroke tinggi: 33,77%
- Risiko sedang/waspada: 41,06%
- Risiko rendah: 25,17%
Data ini tak hanya dipaparkan, tetapi juga ditindaklanjuti langsung dengan penyuluhan interaktif. Warga diajak mengenali fungsi otak, penyebab gangguan, serta langkah pencegahan. Edukasi disampaikan dengan gaya sederhana, namun berdampak besar.
Lebih dari Seremonial: Simbol Kolaborasi Lintas Sektor
Hadirnya sejumlah tokoh penting seperti Dr. Eviana Sumarti Tambunan (Wakil Direktur II), Dr. Roikhatul Jannah (Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat), hingga pejabat kelurahan dan puskesmas menegaskan bahwa ini bukan acara simbolik belaka. Ini adalah bentuk nyata konvergensi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat.
Komitmen Berkelanjutan, Bukan Sekali Datang Lalu Pergi
Dalam penutupannya, Dr. Roikhatul menegaskan bahwa kehadiran mereka bukan proyek sesaat.
“Kami datang untuk tinggal, mendampingi, dan memastikan masyarakat tidak lagi buta risiko. Ini langkah panjang.”
Mengapa Ini Penting?
Dalam konteks urbanisasi dan beban kerja tinggi warga Jakarta, stroke menjadi ancaman senyap. Data terbaru WHO menyebutkan stroke adalah penyebab kematian kedua di dunia. Upaya seperti yang dilakukan Poltekkes ini menjadi contoh konkret bagaimana institusi pendidikan bisa bertransformasi menjadi agen perubahan sosial.