Oleh : Redaksi
Baca Juga:
MEDIA WARTA NASIONAL | BEKASI – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Sriamur, Bekasi,Jawa Barat kembali menuai sorotan. Sejumlah orang tua siswa di SMPN 06 dan SMAN 1 menginformasikan bahwa paket MBG yang biasa berupa nasi dan lank pauk diganti menjadi 1 liter susu, 3 buah pear, 1 bungkus roti, dan 1 bungkus peyek tempe untuk jatah enam hari ke depan.
Pergantian menu ini memunculkan tanda tanya besar pada publik. Pasalnya, dapur MBG yang selama ini beroperasi setiap hari kini diliburkan, karena tidak ada lagi proses pengolahan makanan, cuci piring dan antar makanan seperti biasanya.
Ganti menu MBG Yayasan raih keuntungan besar
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa perubahan skema ini membuat pihak yayasan yang menangani distribusi MBG diduga menyalai standar operasional prosedur. Ritme kerja dapur berhenti, biaya operasional turun drastis, namun alokasi dana untuk jatah enam hari diganti dengan paket yang nilainya dianggap jauh lebih rendah dibanding menu standar MBG.
Kepala SPPG Desa Sriamur bungkam saat dikonfirmasi awak media terkait pemberian paket snack pengganti nasi Jum’at 12/12/2025.
Beberapa warga bahkan mempertanyakan apakah langkah ini sesuai dengan juklak dan juknis dari BGN atau hanya keputusan internal pihak yayasan dengan berorientasi pada keuntungan semata ?
Aktivis dan pemuda Bekasi, Iwan, angkat bicara soal ini.
“Saya kedatangan sejumlah wali murid yang mengaku heran mengapa anak-anak hanya menerima paket sederhana untuk enam hari, padahal program MBG seharusnya memberi makanan bergizi dengan menu lengkap setiap hari, dan kalau diganti nominalnya harus sepadan dengan paket Nasi yang biasa diberikan”, tutur Iwan kepada awak media.
Lanjut Iwan, jika dikalkulasi paket snack penggati nasi ini hanya bernilai Rp: 35.000,- untuk enam hari sedangkan paket nasi biasanya senilai Rp: 7000 – 8000 setiap harinya, ini jelas ada penurunan standar dan penghematan biaya yang diduga berorientasi pada keuntungan dan mengurangi hak siswa – siswi di sekolah – sekolah penerima MBG”, tandasnya.
Hingga berita ini disusun, belum ada klarifikasi terbuka dari pihak yayasan maupun koordinator MBG wilayah Tambun Utara terkait:
Publik berharap Camat Tambun Utara berkoordinasi dengan kordinator MBG kecamatan Yova dan kordinator wilayah terkait keresahan warga ini, pelayanan MBG kepada Posyandu dan pelajar harus diawasi sehingga program Presiden Prabowo Subianto sukses dan sesuai dengan ketentuan Presiden Republik Indonesia.



















