Reporter: Ilham
Editor: Wiratno
MEDIA WARTA NASIONAL | JAKARTA – Dalam upaya memperkuat kesadaran bela negara di era digital dan globalisasi, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta kembali menyelenggarakan kegiatan
Pemantapan Kesadaran Bela Negara Angkatan ke-2 dengan format
dialog interaktif di Mangga Dua Hotel & Residence, Rabu (25/6).
Kegiatan yang dimulai pukul 08.30 WIB ini dibuka langsung oleh Kepala Kesbangpol DKI Jakarta,
Pepen Kuswandi, dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat serta organisasi kemasyarakatan yang aktif di bidang bela negara.
Hadiri Para Pakar dan Praktisi
Dialog menghadirkan sejumlah narasumber lintas bidang, antara lain:
- M. Asyik Noor Hilmany, pakar keamanan siber dan proxy war
- Bahrain Suryakara, akademisi bidang pertahanan negara
- Ni Putu Nyari Artha, praktisi media dan literasi digital
Para narasumber membahas beragam tantangan kontemporer, termasuk ancaman proxy war, penyebaran hoaks dan ujaran kebencian, serta strategi bela negara berbasis literasi digital dan keterlibatan masyarakat sipil.
Kolaborasi Berbagai Organisasi Bela Negara
Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah organisasi bela negara, seperti:
- Forum Kader Bela Negara (FKBN) DKI Jakarta
- Korps Satuan Mahasiswa Bela Negara Esa Unggul
- Garda Bela Negara Nasional (GBNN)
- Forum Komunikasi Bela Negara (Forkom BN)
- Persatuan Putra Putri Angkatan Darat (PPP AD)
Kehadiran mereka menjadi wujud nyata kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil dalam memperkuat ketahanan nasional melalui pendekatan non-militer.
FKBN Soroti Ancaman Proxy War dan Hoaks
Forum Kader Bela Negara (FKBN) DKI Jakarta menjadi salah satu pengisi materi utama. Dalam pemaparannya,
Drs. Muhammad Bardansyah, Ch. Cht, mewakili FKBN menyampaikan tiga fokus utama:
- Dampak Proxy War, berupa disinformasi dan polarisasi sosial yang dimanfaatkan pihak asing untuk merusak persatuan bangsa.
- Bahaya Hoaks, terutama di wilayah terpencil dengan akses informasi terbatas, yang rentan terhadap konflik SARA.
- Peran Kader Bela Negara, dalam membangun literasi digital, sistem deteksi dini (early warning system), serta edukasi publik melalui kolaborasi dengan komunitas lokal.
Metode Interaktif dan Simulasi Lapangan
Dialog ini tidak hanya berupa diskusi panel, tetapi juga dilengkapi dengan simulasi identifikasi hoaks dan sesi
brainstorming untuk merumuskan solusi edukatif di tingkat akar rumput.
Ketua FKBN DKI Jakarta,
Mourits Kussoy, menegaskan pentingnya peran masyarakat luas dalam bela negara.
“Bela negara di era digital bukan hanya tugas TNI/Polri, tetapi juga kewajiban kita semua untuk menjadi filter informasi,” ujarnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk mengampanyekan gerakan #BijakBerdigital sebagai bentuk nyata bela negara.
Peneguhan Komitmen dan Harapan ke Depan
Kegiatan ini menegaskan sinergi antara Kesbangpol DKI Jakarta dan organisasi kemasyarakatan dalam menjaga keutuhan NKRI. Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, diharapkan kader-kader bela negara, khususnya dari FKBN, dapat menjadi garda terdepan dalam menangkal hoaks dan menjaga persatuan bangsa.
Jumlah Pembaca: 401