Reporter Jecko Poetnaroeboen
Editor: Wiratno
MEDIA WARTA NASIONAL | AMBON – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa resmi membuka dialog serap aspirasi tokoh Agama,lembaga sosial keagamaan, mitra kementrian Agama,di lantai 7 kantor Gubernur Maluku, Selasa (29/4/2025).
Baca Juga:
Beberapa konflik yang terjadi belakangan ini di sejumlah daerah di Maluku termasuk antar warga desa bertetangga,menjadi sorotan peserta dialog
Gubernur Maluku,Hendrik Lewerissa dalam sambutan tertulis yang di bacakan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM Drs Samuel E Huwae, MH, mengakui Kalau konflik antar beberapa desa itu bukanlah soal Agama.
Menurut Gubernur provinsi Maluku, Hendrik Lewerissa Agama dan perdamaian haruslah berbanding lurus. Karenanya peran tokoh agama, lembagga sosial keagamaan dan sejenisnya sangat penting dalam mengelola multikulturalisme yang ada dengan tetap bersandar pada akar budaya Maluku yaitu semangat siwalima dan falsafah hidup orang basudara sebagaimana tercermin dalam kearifan lokal seperti budaya pela gandong, larvul ngabal, ain ni ain, ikapela dan sebagainya.
Gubernur, Hendrik Lewerissa menambahkan, bahwa Maluku pasca krisis sosial dibangun dalam frame peace and trust building dimana setiap elemen agama mengemban tanggung jawab yang sama untuk mewujudkan perdamaian yang sejati dan membentuk relasi yang saling percaya dalam masyarakat. Tidak
“Tidak dipungkiri kerukunan agama di negeri ini telah ada sejak dulu dan menjadi warisan turun temurun.” ungkap Lewerissa.”
Kata Lewerissa, Agama sudah ada sebelum bangsa Indonesia ini merdeka sehingga 25 tahun lalu krisis sosial di Maluku ini pernah terjadi, maka itu hanyalah gesekan kepentingan antara pihak – pihak yang sengaja menggunakan dan memanfaatkan sentimen agama sebagai sarana mencapai tujuan.
“Sebab jauh sebelum semua itu terjadi, para leluhur kami sangat menghargai dan menghormati agama sebagai rahmat dan anugerah besar yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa bagi manusia” terang Ketua Partai Gerindra Maluku itu.
Gubernur,Hendrik Lewerissa menegaskan bahwa tema dialog ini membangun Maluku yang damai dan harmoni menuju Maluku pung bae tentu bertujuan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama dengan fokus pada nilai nilai persaudaraan, toleransi dan keadilan sosial.
” Karena itu saya berharap dialog ini bisa mewujudkan rasa persaudaraan sejati, rasa kebersamaan, cinta kasih, penghargaan, rasa saling membanggakan dan berkeadilan sekaligus menjadi teladan bagi pembangunan peradaban bangsa ini, ” ujar Hendrik Lewerissa.”
Diakhir sambutannya Lewerissa mengutip Hans Kung Teolog asal Swiss yang mengatakan bahwa tidak ada perdamaian antar bangsa tanpa perdamaian antar agama. Dan tidak ada perdamaian antar agama tanpa adanya dialog antar agama – agama.
Dialog serap aspirasi tokoh agama, Lembaga Sosial Keagamaan dan Mitra Kementerian Agama yang berlangsung sehari itu terselenggara atas kerjasama Komisi VIII DPR RI, Pemda Provinsi Maluku, dan kanwil kementerian Agama Maluku
Pantauan wartawan media ini, semua masukan dalam dialog ini akan ditindaklanjuti demi persatuan dan persaudaraan serta terciptanya moderasi antar umat beragama di negeri raja raja ini. Turut hadir dalam dialog selama 3 jam itu Ketua Tim Penggerak PKK Maluku, Forkopimda, para rektor, jajaran kementerian Agama Maluku, sejumlah pimpinan OPD, pimpinan organisasi keagamaan, para pimpinan mitra kementerian Agama, para tokoh lintas agama dan anggota Komisi VIII DPR- RI,Alimudin Kolatlena.