Oleh: Wiratno
Media Warta Nasional | Indramayu – Al Zaytun memasuki usia 25 tahun pada tanggal 27 Agustus 2024 menggagas sebuah ide besar 1000 tahun Indonesia Raya dengan semangat Remontada from Within, dalam pidatonya pada pengantar kuliah umum yang di laksanakan di masjid Rahmatan Lil Alamin, syeh Al Zaytun Prof. DR. Abdul Salam Rasyidi Panji Gumilang M.P, di hadapan ribuan peserta kuliah umum mengatakan ide besar ini muncul dari sebuah perjalanan panjang melalui topo broto selama 351 hari di dua tempat berbeda yaitu di jalan Trunojoyo dan Gatot Subroto, gagasan 1000 tahun Indonesia Raya juga merupakan keprihatinan syekh Panji Gumilang melihat situasi dan kondisi bangsa dimana bangsa ini belum cukup mampu untuk memenuhi hajat hidup masyarakat bangsa Indonesia terutama dalam bidang pangan sehingga masih harus mendatangkan bahan pangan dengan cara import.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Al Zaytun telah melakukan banyak hal untuk mendukung program pemerintah dengan menciptakan ketahanan pangan melalui program green economi, Al Zaytun mengolah lahan lahan yang awalnya tandus kemudian di jadikan lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan untuk memenuhi hajat kebutuhan seluruh santri, eksponen dan civitas pondok pesantren secara mandiri, program ini telah sukses berjalan di Al Zaytun, setidaknya telah mampu memberi makan bagi seluruh santri, eksponen dan civitas nya yang berjumlah tidak kurang dari 10.000 orang, dan Al Zaytun mampu swasembada pangan bahkan surplus.
Kuliah umum yang di mulai dari tanggal 24 Agustus sampai 27 Agustus 2024 menghadirkan para Nara sumber yang berkompeten di bidangnya, Nara sumber yang hadir pada kuliah umum tersebut adalah Dr.Ir.Bagus Priyo Purwanto M.Agr, Prof.Dr.Ir. Djagal Wisesa Marseno M.Agr, Prof. Yudi Latif.MA.PH.D, Prof. Haryadi Baskoro MA.M.Hum, Prof.Dr. Suherli Kusmana.M.Pd, Ir.Ilham Aidit, Prof.Agus Pakpahan PH.D, DR. Berli Martawardaya SE.Msc, serta para tokoh dan politisi yang juga turut hadir dalam acara kuliah umum tersebut seperti Mayor Jendral Kivlan Zen dan Komisaris Jendral Susno Duadji.
Keesokan harinya tanggal 28 Agustus 2024, Al Zaytun membuat gebrakan dunia pendidikan sebagai wujud keikut sertaannya dalam mendukung program Presiden terpilih bapak Prabowo Subianto dengan meluncurkan dua buah kapal nelayan berukuran besar yang di beri nama kapal KM.01. Gunung Surowiti dah kapal KM.02. Gunung Pulosari untuk mengarungi samudra luas guna menangkap ikan untuk keperluan panggan seluruh sivitas dan santri Al Zaytun dan mensukseskan program makan bergizi dan gratis bagi siswa di seluruh Indonesia.
Kedua kapal tersebut yaitu kapal KM.01. Gunung Surowiti dan kapal KM.02. Gunung Pulosari adalah kapal buatan Al Zaytun sendiri dengan di kerjakan oleh insinyur serta pekerja pekerja dari Al Zaytun sendiri yang bernaung di bawah bendera PT Samudra Biru Mangun Kencana, tentunya ini menjadi sebuah kebanggaan bagi bangsa dimana sebuah lembaga pendidikan pondok pesantren satu satu nya di Indonesia yang telah mampu membuat dua buah kapal berukuran besar dengan tidak mempergunakan anggaran dari negara dan di kerjakan oleh anak bangsa Indonesia sendiri.
Apa yang telah dan sedang di lakukan oleh Al Zaytun dengan meluncurkan dua buah kapal nelayan besar tersebut merupakan jawaban tentang program yang sedang di galakkan oleh pondok pesantren Al Zaytun yaitu program Blue economi, dengan peluncuran dua buah kapal nelayan tersebut seyogyanya mendapatkan apresiasi dari pemerintah, bagaimana tidak dari sebuah institusi pendidikan muncul ide dan gagasan besar untuk ikut andil mensukseskan program pemerintah melalui program ketahanan pangan selaras dengan program pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Apa yang di lakukan oleh Al Zaytun hendaknya menjadi contoh dan teladan bagi dunia pendidikan juga berbagai elemen bangsa, bahwa kemandirian bangsa Indonesia mampu untuk di wujudkan dan pondok pesantren Al Zaytun telah memberi contoh bagaimana mewujudkan kemandirian itu.