Oleh: Wiratno dan redaksi
Media Warta Nasional | Bekasi – Seluruh dunia ketakutan ! pasalnya, ancaman kekurangan pangan menghantui negara – negara di Dunia termasuk Indonesia.
Sejatinya Indonesia adalah negara agraris yang mustahil kekurangan pangan, namun ketika Indonesia meninggalkan jati dirinya sebagai negara agraris maka bukan sesuatu yang tidak mungkin Indonesia akan mengalami food Cyrisis (krisis pangan).
Maka tepatlah apa yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mengantisipasi food Cyrisis yang kini menjadi momok yang sangat menakutkan itu.
TNI angkatan darat khususnya telah, sedang dan terus melaksanakan sebuah program ketahanan pangan yang mereka sebut Urban Farming (pertanian perkotaan) yakni memanfaatkan lahan – lahan sempit yang ada di setiap perkotaan atau lahan – lahan tidur tidak produktif.
Sebenarnya apa yang disadari dan dilakukan oleh negara atau pemrintah Indonesia saat ini terkait ancaman Cyrisis Food ini sudah, sedang dan terus dilakukan antisipasinya oleh sebuah Pondok Pesantren modern di Indramayu, Jawa Barat.
Pondok Pesantren dibawah naungan Kementerian Agama RI ini berada di Desa Mekar Jaya, Gantar, Indramayu, Jawa Barat dan memiliki lahan 1.200 Hektar, menariknya area seluas 1.200 Hektar ini digunakan untuk sarana Pendidikan 200 Hektar dan untuk pertanian, perikanan serta peternakan seluas 1.000 hektar.
Tidak kurang dari 10.000 penghuni tetap Pondok Pesantren tersebut tercukupi kebutuhan makannya dari hasil pertanian, peternakan dan perkebunan mereka. Perlu diketahui, setiap hari dibutuhkan 2 ton beras untuk konsumsi 10.000 penghuni tetap pesantren tersebut.
Pondok Pesantren tersebut adalah Pondok Pesantren Al – zaytun yang didirikan pada 13 Agustus tahun 1996 dan diresmikan oleh Presiden RI ke 3 Bj. Habiebie tahun 1999.
Sepertinya Indonesia harus studi banding ke Al – zaytun untuk mengatasi ancaman kekurangan pangan yang juga menghantui seluruh negara di Dunia. Mengapa negara berpura – pura tidak tahu atau justeru gengsi menjadikan Al – zaytun sebagai percontohan dalam hal kemandirian pangan ?.
TNI sebagai tulang punggung negara sudah tepat melibatkan diri dalam mengantisipasi ancaman kekurangan pangan ini.
Dalam rangka mensukseskan program yang dikenal Urban Farming Pangdam Jaya, Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan, meresmikan pembangunan homestay “Gubuk Rajo” di lahan Urban Farming Korem 051/Wkt yang terletak di Wanajaya, Cibitung. Kamis (11/7/2024).
Pembangunan homestay “Gubuk Rajo” ini merupakan bagian daripada fasilitas pendukung dalam pelaksanaan program urban farming.
Selain acara peresmian ini juga dilaksanakan kegiatan panen bawang merah, yang melibatkan Pangdam Jaya bersama Danrem 051/Wkt, Brigjen TNI Riyanto, S.I.P., serta para pejabat utama Kodam Jaya, pejabat utama Korem 051/Wkt, dan para Dandim jajaran Korem 051/Wkt serta tamu undangan.
Panen bawang merah ini menjadi simbol keberhasilan program urban farming yang telah dijalankan di wilayah Korem 051/Wkt, yang merupakan inisiasi Pangdam Jaya/Jayakarta sebagai bagian dari program ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam sambutannya, Pangdam Jaya menekankan pentingnya urban farming sebagai solusi untuk ketahanan pangan di perkotaan. “Inisiatif urban farming ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan pertanian di lahan-lahan kosong, terang Pangdam Jaya Kamis 11/07/2024.
“Gubuk Rajo’ bukan hanya tempat berlindung, tetapi juga tempat pembelajaran dan kolaborasi bagi para petani urban,” ujar Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan.
Danrem 051/Wkt, Brigjen TNI Riyanto, S.I.P., menambahkan bahwa program urban farming ini telah melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, organisasi masyarakat, dan instansi terkait.
“Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan program ini agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Panen bawang merah hari ini adalah bukti nyata bahwa usaha kita tidak sia-sia,” jelasnya.
Diharapkan dengan adanya homestay “Gubuk Rajo” dan kegiatan urban farming ini, masyarakat sekitar dapat lebih aktif terlibat dan mendapatkan manfaat langsung dari kegiatan pertanian perkotaan yang produktif dan berkelanjutan.