Warta Daerah

Pentingnya Sebuah Kolaborasi Dalam Pengelolaan Sampah

Oleh: redaksi

Media Warta Nasional | Bekasi – Bank Sampah Cempaka Makmur, yang merupakan pelopor bank sampah di desa Sriamur, bahkan Kecamatan Tambun Utara, berdiri sejak 2015, dalam perjalanannya yang pasang surut membuat para pengurus semakin dewasa, sehingga pada akhirnya bank sampah ini digandeng oleh PT Pegadaian sebagai binaan PT. Pegadaian.

Tentu ini menambah value yang akan meningkatkan daya tarik bagi para penabung sampah di Bank Sampah Cempaka Makmur kedepan.

Menurut Ketua Bank Sampah Cempaka Makmur yang biasa disapa Euis, Hal yang tidak bisa dipungkiri dalam melakukan aktivitasnya adalah bank sampah harus berkolaborasi dengan banyak pihak terutama di wilayah sekitar.

Kegiatan Sosialisasi Bank Sampah

Bertolak dari hal diatas maka Euis yang juga kader Motekar untuk wilayah binaan kelurahan Kebalen, melakukan sosialisasi di RW 14 dengan Tema ” Kolaborasi Bank Sampah, PKK dan UMKM dalam upaya pencegahan Stunting”.

Acara yang digelar Selasa 29/10/2024 dan dihadiri oleh puluhan peserta yang merupakan pengurus RW, kader PKK, bank sampah dan UMKM ini terlaksana dengan baik dan disambut hangat oleh warga.

Euis juga mengatakan, “Bank Sampah yang mengelola sampah Sampah dari sumbernya, otomatis membiasakan hidup bersih, dengan hidup bersih kualitas kesehatan meningkat”, katanya Selasa 29/10/2024.

Lanjut Euis, Bank sampah akan menjadikàn sampah sebagai kegiatan ekonomi, sampah organiknya bisa di manfaatkan untuk membuat pupuk kompos, pupuk kompos cair ataupun Eco Enzim. Pupuk organik produksi bank sampah bisa digunakan untuk memupuk tanaman di hatinya PKK, yang kebetulan tanaman wajib di hatinya PKK RW 14 adalah pohon kelor, tentu disamping tanaman lainnya.

Lagi – lagi apa yang dilakukan bank sampah bermanfaat bagi manusia, contohnya pohon kelor yang memiliki sejuta manfaat, kandungan gizinya tinggi bisa untuk mencegah atau menurunkan angka stunting jika dikonsumsi secara rutin.

Daun kelor bisa menjadi olahan pangan yang beragam, misalnya teh kelor, puding kelor, omelet kelor dan masih bnyak lagi.Nah kelompok yang memproduksinya lahir sebagai UMKM dengan pangsa pasar utamanya adalah  ibu-ibu yang hadir ke posyandu. “Bicara ekonomi lagi kan” tukas Euis sambil tersenyum.

Jadi dengan kolaborasi antara bank sampah, PKK, UMKM dan posyandu akan menciptakan pemberdayaan dan cyrcle economy yang bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar.

Pertanyaannya “sudahkah bank sampah anda berkolaborasi?” Euis menutup penuturan dalam sebuah tanda tanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *