Oleh : Redaksi
Baca Juga:
MEDIA WARTA NASIONAL | BEKASI – Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto di Kabupaten Bekasi menjadi sorotan menyusul temuan distribusi bantuan dalam bentuk stok snack untuk beberapa hari sekaligus, yang diduga menyimpang dari standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) dan arahan Presiden.
Temuan Investigasi di Sekolah Penerima
Dalam kapasitasnya sebagai kontrol sosial yang dijamin oleh Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999, tim jurnalis melakukan investigasi ke sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang menjadi target penerima program MBG.
Hasil investigasi menemukan bahwa beberapa sekolah, termasuk SDN Jati Mulya 02 dan SDN Jati Mulya 07, telah menerima suplai bantuan berupa paket snack. Paket tersebut dilaporkan terdiri dari Susu Clevo, Kacang Koro, Biskuit, dan Roti, dan dialokasikan untuk konsumsi selama tiga hari berturut-turut, yaitu Senin, Selasa, dan Rabu.
Sumber terpercaya yang enggan diidentifikasi mengungkapkan bahwa suplai snack ini mengakibatkan dua dapur yang seharusnya bertugas memasak atau menyiapkan makanan segar telah diliburkan atau tidak beroperasi selama periode tiga hari tersebut. Dua dapur yang dimaksud berlokasi di Jalan Setia Mekar Nomor 23, Tambun Selatan, Bekasi.
Konfirmasi dan Respons Pihak Dapur MBG
Pada hari Selasa, 2 Desember 2025, awak media mendatangi lokasi dapur MBG tersebut untuk meminta konfirmasi. Tim diterima oleh dua individu yang diidentifikasi sebagai Afla dan Nikko, Kepala Dapur MBG di lokasi tersebut.
Nikko menyatakan bahwa pemilik atau penanggung jawab utama dapur sedang tidak berada di tempat dan meminta agar tim media membuat janji terlebih dahulu untuk audiensi.
“Silakan kirim surat kepada Kepala Dapur MBG terkait yang dimaksud”, kata Hendra kepada wartawan Selasa 02/12/2025.
Ketika wartawan menanyakan secara spesifik mengenai adanya suplai snack pengganti makanan utama ke sekolah, Afla merespons dengan pertanyaan balik, yang secara implisit mengonfirmasi temuan tersebut.
“Tahu dari siapa kami suplai snack ke sekolah?” tanya Afla kepada wartawan pada Selasa (02/12/2025).
Pertanyaan balik dari pihak dapur ini dinilai oleh redaksi sebagai pengakuan implisit (konfirmasi tidak langsung) atas temuan adanya distribusi snack yang menggantikan penyediaan makanan bergizi utama di kedua sekolah tersebut.
Persoalan Standar dan Transparansi
Redaksi juga menerima informasi bahwa lokasi di Jalan Setia Mekar tersebut merupakan sebuah bangunan bertingkat tiga yang tercatat menaungi empat unit dapur MBG di satu lokasi yang sama.
Disayangkan, upaya untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut mengenai mekanisme suplai, alasan penggantian makanan utama dengan snack stok tiga hari, dan detail perizinan empat dapur di satu lokasi, terhambat. Nikko dan Afla dinilai tidak kooperatif dan gagal memberikan keterangan yang memadai kepada awak media.
Temuan ini menimbulkan urgensi pengawasan, khususnya dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan otoritas terkait di tingkat daerah, untuk memastikan bahwa program MBG dilaksanakan sesuai standar gizi yang telah ditetapkan dan disajikan dalam bentuk makanan segar harian, bukan dalam bentuk snack stok yang berpotensi mengurangi nilai gizi dan melanggar pedoman operasional program.
Dua hari kemudian tim Jurnalis berhasil mendapatkan keterangan dari Kepala SPPG Hendra dan Helmi terkait pengiriman snack untuk tiga hari tersebut di Dapur MBG Jl. Setia Mekar, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi Kamis 04/12/2025.
Menurut Hendra dan Helmi, memang ada kesalahan dalam suplai snack, “kami mengakui ada kesalahan, seharusnya tidak dirapel”, aku Helmi kepada wartawan.
“Kami sedang ada masalah internal antara kami dari BGN dengan mitra atau yayasan, seringkali saran – saran kami yang berdasarkan SOP tidak didengar oleh pihak Yayasan, pernah terjadi telur yang sudah bau tetap dikirim ke sekolah padahal kami sudah melarangnya”, ungkap Hendra kesal.
Lanjut Hendra, kami sangat senang dengan adanya media yang turut menyoroti aktivitas dapur MBG”, tuturnya.
Hendra juga menyebutkan akan adanya pergantian pemgelola MBG dalam hal ini yayasan terkait.
“Yayasan yang sekarang mengelola MBG sangat ekslusif dan tidak membuka ruang diskusi dengan kami kepala SPPG (BGN) sebagai orang yang ditunjuk pemerintah dalam pelaksanaan MBG, maka kami mengajukan agar yayasan ini (Al Rahman Sulaiman) diganti”, terangnya.
Namun sejak keterangan Hendra Kamis lalu hingga saat ini yayasan tersebut masih mengelola dapur MBG di Jl. Setia Mekar, nomor 23, Tambun Selatan,Bekasi,Jawa Barat.
